Dalam bab keempat buku Nexus: A Brief History of Information Networks from the Stone Age to AI, Yuval Noah Harari mengeksplorasi peran kesalahan (errors) dalam jaringan informasi manusia. Dengan judul Errors: The Fantasy of Infallibility, Harari menjelaskan bagaimana kesalahan tidak hanya menjadi penghalang dalam komunikasi, tetapi juga alat pembelajaran yang esensial bagi perkembangan peradaban manusia. Artikel ini merangkum inti dari bab ini, termasuk penyebab, dampak, dan pelajaran yang bisa dipetik dari kesalahan dalam sejarah informasi.

1. Kesalahan: Bagian Tak Terpisahkan dari Jaringan Informasi

Harari membuka bab ini dengan menjelaskan bahwa kesalahan adalah fenomena universal dalam setiap jaringan informasi, baik itu sistem sosial, teknologi, atau komunikasi antarindividu. Tidak ada sistem informasi yang sempurna karena semua jaringan dibangun oleh manusia atau teknologi yang memiliki keterbatasan.

Harari menegaskan bahwa mencoba menghilangkan kesalahan sepenuhnya adalah sebuah ilusi. Sebaliknya, kesalahan sering kali berfungsi sebagai pemicu inovasi. Banyak kemajuan dalam sejarah manusia justru lahir dari upaya memperbaiki kesalahan yang ditemukan dalam sistem informasi.

2. Penyebab Kesalahan: Dari Manusia hingga Teknologi

Harari membagi penyebab kesalahan dalam jaringan informasi menjadi dua kategori utama: kesalahan manusia (human error) dan kesalahan teknologi (system error).

• Kesalahan manusia: Harari menjelaskan bahwa manusia cenderung salah dalam menginterpretasikan informasi, menyampaikan pesan, atau mengingat fakta. Bias kognitif, emosi, dan keterbatasan memori sering kali menjadi sumber utama kesalahan ini. Contohnya adalah penyebaran informasi palsu yang tidak disengaja melalui gosip atau laporan yang tidak akurat.

• Kesalahan teknologi: Di era modern, teknologi telah mengambil alih sebagian besar pengelolaan informasi. Namun, algoritma, mesin, dan sistem berbasis data tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan. Harari mencatat bahwa teknologi hanya seakurat data yang dimasukkan dan algoritma yang memprosesnya. Kesalahan seperti bug perangkat lunak atau kesalahan input data dapat menyebabkan konsekuensi besar.

3. Dampak Kesalahan dalam Sejarah

Harari menyajikan berbagai contoh dari sejarah untuk menunjukkan bagaimana kesalahan telah membentuk jalannya peradaban. Kesalahan kecil sering kali memiliki dampak besar yang tidak terduga, baik positif maupun negatif.

• Kesalahan dalam komunikasi: Harari menjelaskan bahwa kesalahan interpretasi pesan telah menyebabkan konflik besar dalam sejarah manusia, termasuk perang dan ketegangan diplomatik. Misalnya, salah tafsir dalam negosiasi dapat mengubah arah sejarah.

• Kesalahan dalam teknologi: Dalam pengembangan teknologi, kesalahan sering kali menjadi langkah penting menuju inovasi. Harari mencatat bahwa banyak penemuan besar, seperti penicillin, ditemukan secara tidak sengaja melalui kesalahan dalam eksperimen awal.

4. Kesalahan sebagai Pemicu Evolusi dan Inovasi

Meskipun kesalahan sering kali dianggap negatif, Harari menyoroti bahwa kesalahan adalah salah satu faktor utama yang mendorong manusia untuk belajar, beradaptasi, dan berkembang. Dalam konteks ini, kesalahan adalah alat evolusi, baik dalam jaringan informasi biologis maupun sosial.

Harari mencontohkan bahwa dalam biologi, mutasi genetik yang keliru sering kali menjadi dasar evolusi spesies baru. Dalam masyarakat, kesalahan administratif atau kebijakan sering kali memicu perubahan sistem yang lebih baik.

5. Kesalahan di Era Digital: Tantangan Baru

Harari mengalihkan fokus ke era digital, di mana volume informasi yang sangat besar membuat kesalahan lebih sulit untuk dideteksi dan dikoreksi. Beberapa tantangan utama yang dibahas Harari meliputi:

• Berita palsu (fake news): Penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan melalui internet sering kali sulit dikendalikan, terutama karena algoritma media sosial cenderung memprioritaskan klik dan interaksi dibandingkan akurasi.

• Kesalahan algoritmik: Harari memperingatkan bahwa kesalahan kecil dalam algoritma dapat menghasilkan konsekuensi besar, seperti diskriminasi dalam sistem perekrutan berbasis AI atau ketidakadilan dalam sistem peradilan yang menggunakan algoritma prediktif.

6. Mengelola Kesalahan: Pelajaran untuk Masa Depan

Harari menutup bab ini dengan menyarankan cara manusia dapat mengelola dan meminimalkan dampak kesalahan dalam jaringan informasi. Beberapa pelajaran utama yang ia tekankan meliputi:

• Pentingnya transparansi: Sistem informasi, baik manusia maupun teknologi, harus dirancang untuk memungkinkan identifikasi dan koreksi kesalahan secara cepat dan efisien.

• Edukasi literasi informasi: Manusia perlu dilatih untuk mengenali dan mengkritisi informasi, serta memahami bahwa tidak semua informasi yang mereka terima adalah benar.

• Membangun sistem yang fleksibel: Harari menekankan pentingnya sistem informasi yang mampu beradaptasi terhadap kesalahan tanpa runtuh. Sistem ini harus dirancang untuk belajar dari kesalahan dan terus berkembang.

7. Kesimpulan: Mengubah Kesalahan Menjadi Peluang

Bab ini mengajarkan bahwa meskipun kesalahan sering kali dilihat sebagai hambatan, mereka sebenarnya adalah bagian integral dari proses pembelajaran dan inovasi. Dalam sejarah manusia, kesalahan telah membuka jalan bagi perubahan besar, mendorong kita untuk berpikir ulang, memperbaiki, dan menciptakan sesuatu yang lebih baik.

Harari mengingatkan pembaca bahwa alih-alih takut pada kesalahan, manusia harus belajar untuk menerimanya sebagai bagian dari perjalanan menuju kesempurnaan. Kesalahan adalah refleksi dari fakta bahwa sistem informasi kita, baik manusia maupun teknologi, adalah sesuatu yang dinamis dan terus berkembang. Bab ini memberikan pandangan optimis bahwa dengan pengelolaan yang tepat, kesalahan dapat menjadi peluang besar untuk inovasi dan kemajuan.

Tinggalkan komentar